Bicara Sketsa (3)

Mei 21, 2018

Hai, semoga tidak bosan dengan cerita-cerita saya tentang menggambar, sketsa, melukis, atau apapun yang kaitannya dengan seni visual, ya. Karena akan terus saya sambung seiring dengan aktivitas saya menggambar yang semakin sering saya asah. Daaan juga semakin kesini saya semakin sering bertemu dengan orang-orang yang satu minat dengan saya. Menyenangkan sekali~

Saya janji di tulisan sebelumnya, kalau saya akan bercerita tentang pertemuan saya dengan kawannya Mas Imam. Siapakah? Namanya lengkapnya sulit untuk dilafalkan~ Yehezkiel Cyndo. Cukup dipanggil Mas Cyndo, ya cynn~ hahahaha.

Sama seperti Mas Imam, Mas Cyndo ini juga hobi sketsa. Bedanya, Mas Imam suka sketsa makanan, Mas Cyndo suka sketsa bangunan atau landscape. Waktu saya ketemu Mas Cyndo ini, dia buanyakk bawa hasil sketsanya dia. Sampai bawa tas gede yang isinya buku sketsanya dia. Cool~

Nah terus saya ngobrol. Aslinya liputan sih, cuma ya jatuhnya tetep ngobrol santai hehe. Mas Cyndo dengan senang hati berbagi cerita tentang kegemaran dia menggambar. Terutama soal sketsa bangunan.

Mas Cyndo ini mengibaratkan sketsa yang dia buat adalah jurnalisme dalam gambar. Hazegg. Jadi, gambar yang dia bikin ini seolah bercerita. Begini kata dia:

"Tiap bangunan tuh pasti ada ceritanya kan. Sifatnya pribadi, apalagi rumah karena sebagai tempat tinggal orang."

Terus dia lanjut cerita, sambil kasih lihat sebuah sketsa suasana pemakaman Belanda di Jakarta sana. Dia bilang, dia suka banget suasana di sana. Meskipun makam, tapi nggak creepy. Ada sejarah yang bisa diceritakan dari apa yang dia gambar.

Beneran nggak creepy, gambarnya dia ijo royo-royo teduh karena langit mendung. Sejuk gitu. Rasanya kek feel-nya dia pas nggambar ketinggalan di sketsanya itu. Ternyata dia pun juga sempat ngobrol dengan seorang penjaga komplek makamnya itu. Jadi nambah bumbu cerita di sketsanya dia.

Gambar lainnya juga gitu, ada rasa yang tertinggal..mmm..sori bahasanya jijix, sorry, I don't have any words to describe, jadi yaudin. Hehehe. Yak, feel-nya selalu ada, mau gambar pabrik gula, gereja, klenteng, masjid, apapun.

Oya, tujuan dia menggambar sketsa bukan untuk menggambar dengan hasil yang bagus. Eh dia bilang gini:

"Bukan buat gambar bagus, tapi gambar yang bercerita."

Gambar sketsa karya Mas Cyndo

Ntapp. Betul, itu kaitannya sama pengalaman dia juga waktu nggambar sketsa gitu sering ada orang yang komentar. Dapat komentar bagus itu biasa, tapi komentar macem: 'gambarnya jelek ih, ngga mirip' itu baru..nylekit. Hahaha.

Bodoamat, kata Mas Cyndo. Karena orang-orang seperti itu akan terus ada sampai kapanpun. Jadi nggak usah ambil pusying. Sama kayak apa kata Mas Imam, pokonya mulai aja, pede aja.

Selain sketsa, Mas Cyndo juga suka bikin mural, bikin scrap-frame, bikin boneka kayu, dll dll. Keren euy. Etapi tetep dia paling suka nggambar sketsa. Semuanya dimulai dari sketsa. Mural laris manis. Lainnya juga laris manis. Banjir order intinya mah.

Nah, di poin ini, saya nanya nih, kapan dia merasa 'oke, aku mau berkarya buat orang lain'? Apa jawaban dia?
Pada dasarnya, dia senang belajar hal baru. Hal yang dia sukai. Dia juga senang proses belajarnya. Bukan soal hasilnya. Sekali lagi, bukan hasilnya!

"Seneng aja sama proses belajarnya. Bukan untuk mencapai sesuatu."

Biar ada gambanya. Semua saya foto seizin Mas Cyndo~


Ada titik saat dia merasa sudah bisa menerima tantangan baru. Kayak waktu dia ditawari ngemural sama temennya sendiri. Awalnya ragu, katanya. Etapi dia mengubah sudut pandang. Tawaran itu tandanya adalah sebuah apresiasi.

"Paling gampang taunya ya dari apresiasi. Ketika orang percaya kemampuan kita, ya tandanya kita mampu. Itu indikasinya buat ke tahap berikutnya, artinya gambar ini sudah layak."

Add caption..


Saya pun manggut-manggut. Jadi memang akan ada saatnya karya kita diapresiasi orang dengan cara demikian. Saya juga jadi nanya ke diri saya sendiri, beneran nih saya udah masuk ke tahap itu? Seperti naik kelas. Yak, tapi tetap dari semuanya itu yang pwaling pwenting adalah proses, my dear.

Itulah hal yang saya dapat dari obrolan saya dengan Mas Cyndo, Nanti habis ini saya ada ngobrol dengan ilustrator lainnya. Buset, rajin amat nemu ilustrator buat diajak ngobrol? Ya namanya juga usaha yekannn. Selanjutnya nanti akan ngobrol sama mbak-mbak. Iya dong, bosen kalo mas-mas terus~



Salam manis~

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe