Tidak
terasa sudah 10 tahun lebih saya main di blog ini. Dengan segala postingan yang
amburadul dan semau sendiri, ternyata saya cukup konsisten. Hahaha. Artinya
saya masih butuh blog ini sebagai tempat pembuangan wadah berkarya saya
yang agak santai.
Sejujurnya
saya nyaris meninggalkan blog ini, tepatnya mengabaikan dan tidak akan
mengisinya lagi. Tapi karena melihat konsistensi yang sebenarnya nggak seberapa
itu, saya berpikir ulang. Oke, saya akan lanjutkan, biar apa yang sudah saya
hidupkan ini tetap hidup.
Tahun lalu
saya cuma bisa bikin dua postingan. Salah satunya berisi resume pencapaian di
2018. Nah, seru kali ya saya bikin lagi resume 2019. Bakal lebih banyak sih,
tapi nggak apa, here we go~
Liputan
bencana alam
Yak, ini
sebuah pencapaian bagi seorang reporter cupu kayak saya. Jadi tau, oh gini to
liputan banjir, oh gini rasanya nunggu tim SAR evakuasi korban longsor. Oh ini
to rasanya ke daerah yang terisolasi karena jalan akses rusak kena longsor, dll
dll.
Jualan
amplop lebaran
Ini nggak
sengaja. Iseng bikin, nggak taunya laku dijual. Seru sih, riweh tapi cukup
menyenangkan dan cuan~ ehehehe.
Bikin
banyak pop up frame
Sama kayak
2018, di 2019 alhamdulillah masih ada yang mau minta bikinin. Muncul banyak
pesanan di akhir tahun. Terima kasih, Mbak Yaya, Uni Miftah, Gesti, dan Desti.
Bikin karya
kolaborasi
Lagi! Kali
ini sama Panggah. Teman lawas saya. Kami bikin konten narasi dan visual
@janganberhentidulu di Instagram. Nggak banyak ini itu, bikin aja pokoknya.
Doakan kami konsisten, ya~
Beli gadget
baru
Ini yang
sebenarnya bikin saya auto miskin di akhir 2019 kemarin. Hahahaha. Tapi
manfaatnya jelas terasa. Bisa bikin konten, kerjaan makin lancar, dan Alhamdulillah
senang karena beli hasil keringat sendiri huhu
Nambah
circle pertemanan
Jelas sih
ini, karena saya geser pos lagi. Welcome ekonomi bisnis! Kayak iye aja gitu
bisa kenal orang-orang di bidang ekonomi dan bisnis. Norak saya memang norak~
Kumpul
sharing sama teman-teman dekat
Masuk usia
akhir 20s, makin jarang nih yang kayak gitu. Walaupun satu kota, prioritas
beda-beda. Ditambah satu lagi yang lagi sekolah di ostrali. Widya, Zakia, dan
Mas Bem, syukur masih bisa ketemu mereka.
Ketemu dan
sharing sama teman lama
Seneng juga
ini, ketemu Kiki Ramadhani sama Mas Faiz. Satu temen dari SMP, satu lagi temen
jualan zaman FKY bertahun silam. Harta yang paling berharga, nggak cuma
keluarga~ haha
Berani ke
psikolog
Woh ini,
akhirnya! Kayak butuh tapi kok kayak enggak. Ternyata butuh huhu. Terima kasih buat teman suportif saya, Litani, yang meyakinkan saya buat datang ke psikolog. Dua kali sudah, dan
kayaknya masih butuh konsultasi lagi. Saya memanfaatkan fasilitas puskesmas di
kota saya, sekali konsultasi Rp7.000! Sangat sangat membantu untuk mengurai
segala ketidakjelasan di diri saya. Dan membantu saya mengenal diri saya
sendiri.
Tambahan
deh, di awal 2020 karya saya di-repost Ardhito Pramono!!! Seperti pertanda
baik~ aamiin. Jadi semangat berkarya di 2020 ini. Yuk!
Si Kale-kale itu (karya yang ketiban rejeki di-notice Ardhito) *norak |