Anak Bola Karbitan (2)

September 30, 2017

Yeay~ akhrinya memasuki seri kedua ABK. Apa sih hal yang paling saya tunggu sebagai seorang ABK?


Awaydays~


Apa itu? Hari di mana saya bisa liputan sambil jalan-jalan. Hehehehe. Sebenarnya mau liputan apapun kalau dibawa enjoy bisa jadi piknik sih. Tapi awaydays ini beda. Karena biasanya perjalanannya nggak cuma antarkabupaten-kota. Jadi, ketika beberapa klub ada pertandingan ke luar daerah, saya juga ikut dengan catatan enggak jauh-jauh amat. Antar provinsi dan yang bisa dijangkau perjalanan darat sahaja.

Beberapa waktu kemarin, saya ikut bertandang ke Solo. Yailah deket amat, Nggak apa, tetep saya anggap piknik. Ke Solo saya dan dua kawan lain naik kereta Prameks. Kami turun di Klaten dan akan nebeng Pak Gonang yang juga akan liputan bareng kami.

Perjalanan dimulai. Naik kereta hanya sekejap mata saja langsung sampai Klaten. Turun di stasiun, kami nyari angkutan untuk menuju rumah Pak Gonang karena bliyo enggak bisa menjemput di stasiun. Kami harus jalan agak jauh dari stastiun untuk dapat taksi onlen, nggak apa, jiwanya jiwa piknik jadi nggak masyalah.

Tiba di rumah Pak Gonang, kami masih ada waktu santai sebelum berangkat ke Bandara Adi Sumarmo. Kami ada agenda dulu di sana sebelum ke Stadion Manahan lihat sepakbola. Ngobrol ini itu di rumah Pak Gonang. Saya nggak banyak terlibat obrolan waktu itu karena saya nyambi beresin tulisan lain. Cuma sebatas mendengarkan saja soal sepakbola berbumbu klenik. Baru tahu juga saya kalau ada macem begitu juga. Hehe.

Sekitar jam 13.30 kami berangkat ke bandara nebeng Pak Gonang naik mobil. Agak kebut-kebutan kami di jalan karena takut nggak keburu ketemu Menpora. Iya, dibela-belain ke bandara dulu karena ada Menpora. Waktu itu di jalan entah kenapa saya agak mual. Untung saya nggak sampai mabok kendaraan parah.

Kami sampai di bandara, cuaca agak mendung. Habis hujan juga dan bau aspal basah. Kami pun bergegas gabung dengan rekan-rekan di Solo yang juga mau liputan Menpora ini. Lagi asik jalan menuju pintu kedatangan internasional, saya sama satu lagi rekan saya di 'pssst pssst' sama orang. Nggak taunya itu rekan saya satu kantor. Mas Susi. Lama nggak ketemu (karena sayanya jarang ngantor~ ehe), ketemunya di parkiran bandara, di Solo pula.

Setelah di'pssst pssst' lalu foto bareng



Di bandara ini luaaaamanya minta ampun. Yang ditunggu nggak datang-datang. Sementara pertandingan bola keburu mulai. Perjalanan dari bandara ke stadion kira-kira 20 menit nggak pake macet. Saya sih nggak masalah enggak bikin liputan ini, cuma dua rekan saya termasuk Pak Gonang memang mengejar momen ini dan harus mengabadikan lewat kamera. Saya cukup sante, asal dapat laporan pandangan mata aja deh. Hehe.

Karena nggak harus ambil foto Menpora, saya nunggu di luar pintu kedatangan bersama rekan lain yang juga nggak ambil foto. Sementara Pak Gonang dkk masuk karena mau ambil foto. Sambil nunggu Pak Gonang, saya nimbrung mas-mas nonton streaming pertandingan bola di ponselnya. Belum kick-off sih, tapi apa keburu ke stadionnya? Bisa digetok editor kalau jauh-jauh liputan tapi nggak bisa laporan pandangan mata karena datang telat.

Benar saja~

Pak Gonang ekstra ngebut untuk menuju stadion. Belum lagi harus bingung cari parkir mobil. Susaah penuh semua. Akhirnya dengan skill parkir mumpuni yang dimiliki Pak Gonang, mobil berhasil menelusup celah antara dua bus pariwisata di tepi trotoar. Mobil pun terparkir dengan nangkring di atas trotoar yang untungnya agak lebar.

"Identitas langsung dipakai ya!"

Pak Gonang mengingatkan, sementara kami lari-larian ke pintu masuk. Uuuh suara suporter kedengeran meriah dari luar stadion. Atmosfernya seram kalau menurut saya kemarin.

Sampai di depan pintu masuk, kami dicegat. Tidak boleh masuk. Why oh why? Kata petugas keamanannya kuota untuk liputan sudah penuh. Lah, gimana dong kalau kami nggak kebagian kuota? Kudu beli gitu? Yailah, dikata kuota internet. Hehe.

Janggal memang. Sejak kapan ada pembatasan kuota peliputan? Sebage senior, Pak Gonang pun juga sanksi. Kami tertahan di luar selama beberapa menit. Baru setelah itu ada panitia yang keluar dan memperbolehkan kami masuk.

"Berapa orang, Mbak?"

"Empat, Mas. Dua orang di bawah, dua orang di atas," kata temen saya.

Di bawah adalah akses untuk memotret, di atas adalah akses untuk nongton haratis~ hahaha.

"Rompinya habis, Mbak. Tinggal ID untuk di atas aja," kata masnya.

"Ya udah saya pakai rompi official Liga 2 aja, Mas. Saya punya," kata Pak Gonang yang tampak nggak mau diribetin lagi.

Maha rempong memang liputan hari itu. Mungkin karena saya lupa berdoa sebelum berangkat ke stadion karena saking antusiasnya. Huhu.

Berakhir dengan kami menempati posisi masing-masing. Saya dan dua orang rekan di atas, Pak Gonang di bawah, memotret.

Oya, yang biasanya kami dapat kertas daftar susunan pemain, kami juga baru dapat di akhir pertandingan. Jadi selama pertandingan nggak bisa catat-catat dan tau nama pemain yang main. Nggak terlalu masalah sebenarnya, tapi akan sangat membantu kalau kertas itu ada.

Saya baru tahu bagaimana rasanya satu klub bermain di kandang klub lain dengan suporter yang jumlahnya kek peserta CPNS. Ehehehe. Keras euy. Dan jujur agak seram juga. Bayangan ketika nanti terjadi keributan di stadion itu ada~ Tapi saya kalem aja deh, aman kok aman.

Alhamdulillah, aman sampai laga berakhir. Ya walaupun memang sempat memanas gitu karena ada yang lempar entah apa dari tribun ke arah lapangan. Alamaak itu udah deg-degan bangets.

Jumpa pers dengan pelatih dari kedua tim pun juga aman. Cuma waktu itu banyak yang mengeluhkan tidak adanya print-out hasil pertandingan. Sebatas tau golnya aja. Enggak tau hal detil lainnya macem kartu kuning, pergantian pemain, dll. Seliatnya tadi aja deh yang ditulis. Fyuh~

Beres dari stadion, kami rombongan Jogja bergegas cari tempat untuk ngetik tulisan liputan pertandingan tadi. Kami mlipir ke sebuah tempat makan macam angkringan tapi indoor. Saya lupa namanya. Di sana kami makan sambil ngetik, sambil diburu tenggat. Huhu.


Sambil makan sambil ngetik~

Sekitar jam 20.00 kami sudahi segala keterburuan hari itu. Sudah malam dan nggak ada kereta untuk balik ke Jogja, bertiga kecuali Pak Gonang pulang naik bus dari terminal Klaten. Busnya lama juga. Begitu bus datang kami naik. Busnya penuh dan harus berdiri. Untung bisa dapat duduk nggak sampai separuh perjalanan.

Sisanya perjalanan sampai rumah adalah Go-Car andalanque. Piknik yang penuh dengan keterburuan. Tapi disyukuri dengan sangat, karena kesempatan langka bisa liputan seru macem begitu. Saya jadi mengimpikan serunya liputan Liga 1 atau PON, atau SEA Games atau Asian Games. Gustiih..mau banget suatu saat nantii..

Next semoga saya bisa ikut away ke Jawa Barat sana dalam waktu dekat~ Ihiiy~

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe