DAN HUJAN PUN BERHENTI
Maret 07, 2018Penulis: Farida Susanty
Penerbit: Grasindo
Halaman: 322 halaman
Cetakan: II
Tahun: 2007
ISBN: 979-759-709-1
Hujan
memang menjadi kunci dalam novel remaja yang kelam ini. Permulaan
hingga akhir hujaaan aja. Tapi untung enggak banjir. Ehehe. Saya bisa
bilang kelam karena memang kisah yang dibawakan begitu suram. Bahasa
enggresnya ‘dark’.
Namanya novel remaja ya, ceritanya pasti soal
kehidupan remaja. Tapi Leostrada, si tokoh utama dalam novel ini punya
cerita remaja versi kehidupannya sendiri. Mbak Farida meramu karakter
Leo ini dengan sangat berani. Betapa ‘dark’ latar kehidupan Leo.
Bandel-bandel gemes. Eh enggak cuma gemes, cenderung mengerikan kalau
saya bilang.
Kalau suka bacaan yang peteng-peteng, maksud saya
yang temanya dark novel ini mungkin seru untuk dibaca. Saya sendiri
banyak bergidik dan mengernyit saat membaca novel ini. Tapi tetap saya
suka cara Mbak Farida menyampaikan kisah suram seorang remaja SMA.
Berani. Dan saya rasa kehidupan remaja macam itu pun ada di kehidupan
nyata zaman sekarang.
Imajinasi Mbak Farida tentunya lebih liar
dari pada imajinasi saya dalam menyusun novel ini. Ya iyalah, kan saya
cuma baca, enggak ikut bikin novelnya. Hehe. Diksi yang dipakai dalam
dialog antar tokohnya pun luar biasa berani. Sering kali saking
mantapnya diketik CAPSLOCK begini. Saya sih enggak masalah, cuma jarak
ukuran font yang di-CAPSLOCK dan yang tidak ini, jauh~ sering bikin
capek bacanya. Mungkin karena pilihan font nya aja kali ya. Juga karena
ini saya baca yang versi cetakan awal-awal, iya cetakan 10 tahun yang
lalu. Novel ini setahu saya sudah dicetak ulang lagi dan ada di
toko-toko buku. Mudah-mudahan dengan font yang lebih nyaman. Saya belum
ngintip lagi soalnya.
Apa yang saya suka dari novel ini? Ya cerita
kehidupan remajanya. Terlebih soal rasa percaya antar kawan dan juga
keluarga yang menjadi benang merah cerita Leostrada selain hujan. Dan
juga tokoh-tokoh lain yang latar kehidupannya tak kalah suram dari Leo.
Kalau sedang ingin nostalgia masa SMA dengan sentuhan suram, bolehlah
baca novel ini. Tapi tenang, habis gelap terbitlah surat kabar harian.
Hehehe.
“Kamu mau bunuh diri?”
“Ya, asal nggak hujan.”
(Halaman 4)
0 komentar