God has Modus for Lo-Ve

Agustus 22, 2012

Belakangan, Tuhan sangat baik hati mengabulkan doa-doaku. Padahal aku hamba yang kurang ajar, ibadah saja tidak becus. Kurang baik apa Tuhan itu? Ya, Tuhan memang Mahabaik. Kapan aku berdoa dengan begitu bersungguh-sungguh sehingga Dia mengabulkan doaku? Kapan aku beribadah dengan benar?

Sore tadi, berkumpul bersama teman-teman. Lalu apa hubungannya dengan doa? Ya tunggu dulu, dengarkan aku bercerita. Teman-temanku ini orang-orang baik, cantik-cantik, tampan-tampan, dan ajaib. Ajaib, seperti Harry Potter yang tiba-tiba menggumamkan mantra vingardium leviosa dan seketika benda di hadapannya terbang, seperti halnya Severus yang diam-diam menyukai Lilly..ajaib.

"Mungkin aku terlambat, ayah butuh ekstra tenaga untuk ini," kata Ve di seberang telepon.
"Oke Ve, santai..kami tungguk kok," jawabku.

-----

"Halo? Ve? Gimana?"
"Kamu bisa jemput aku? Motor habis, delivery sedang banyak. Gimana?"
"Oh, oke. Tunggu, 5 menit aku ke situ," Ve, akhirnya kujemput dia.

-----

"Maaf ya, ramai order, jadi butuh ekstra motor untuk delivery!"
"Haha. Sudah ada passion meneruskan bisnis ayah rupanya?"
"Hahaha..begitulah~"
"Nih, kamu yang di depan."
"Siap, boss!"

-----

Ve, pekerja keras. Pekerjaannya bantu ayah di restoran mie ayahnya. Kami berteman hampir dua tahun.

"Situ Ve, situ!"
"Okee!"
"Mana yang lain, nih?"
"Itu di dalam."

-----

Pertemuan sore ini, entah pertemuan yang keberapa kali. Aku, Ve, Cho, Co, So, dan Zo. Bersama-sama kami menghabiskan sore di akhir pekan dengan berkumpul seperti ini. Seperti yang kubilang, mereka cantik, tampan, dan ajaib. Yang cantik makin cantik, yang tampan makin tampan.

"Hei, Ve! Sibuk terus nih sekarang?"
"Iya nih, Cho. Namanya juga bantu perekonomian keluarga..hehe."
"Eh, So! Hamsterku baru aja melahirkan lho! Masih merah tuh anak-anaknya! Imut lho!"
"Hiii...dimakan kucing doyan tuh, Co! Hahaha!"
"Zo, tempat aerobik yang bagus di mana ya? Mau body-shaping nih.."
"Di temennya mamaku aja. Ngapain body-shaping? Lo tuh udah cantik. Iya nggak sih temen-temen?"
"Iya, tambah cantik. Suer deh."
"Iya, kayak mbak kunti...hiii~ Hahaha!"

Bla..bla..bla..bla...

Obrolan sore itu benar-benar ngalor-ngidul. Ajaib. Dari hamster, aerobik, dan biasanya berujung cerita horor.

Mereka, tak pernah aku berdoa meminta mendapat teman seperti mereka. Tuhan berikan begitu saja.

"Eh, ntar kamu anterin aku balik ya?"
"Iya iya..Ve.."
"Kalo takut pulang sendiri, habis itu aku anter deh."
"Gitu juga boleeeh~"

"Kalian itu soulmate banget ya! Kemana-mana bareng gitu."
"Si Ve aja yang rempong minta jemput. Mau nggak mau bareng deh. Iri ya Co?"
"Enggak! Kan udah ada Cho..."
"Oh, jadi nggak ikhlas nih?"
"Ampun Ve ampuun...hehehe."

-----

"Dingin nggak sih, Ve?"
"Dingiiiin..."
"Masih jauh nih rumahmu. Kamu turun jalan sini aja yak?"
"Heeehh..tega!"
"Hehe..takut ya? Salah sendiri pake cerita horor."
"Salahin Cho tuh, ngapain juga cerita begituan."
"Aaa~ Ve takut nih....hahaha."
"Hsshh..dingin nih, jangan bikin tambah takut doooong~"
"Eh, Ve. Liat nggak itu orang gila mringis ke kita?"
"Kagak!"
"Serius? Masak nggak liat sih?"
"Mana orang gila manaa?? Jangan bikin takut ah!"
"Hehehe..nggak ada..."
"Dasar!"
"Udah, sugestikan diri biar nggak takut, Ve."
"Iyee."

-----

"Ah, akhirnya sampai juga, Ve."
"Syukurlah...."
"Pulang sana Ve."
"Iya, bentar dulu."
"Eh, kenapa?"
"Kamu cantik kok, nggak kayak mbak kunti."
"Hah? Ve?"
"Iya..Lo itu selalu cantik, baik, dan nggak penakut."

Ada apa ini, Ve? Aku masih tidak percaya. Ve, dari dulu aku memang mengagumi dia. Ve, anak yang mandiri, rajin beribadah, pandai, pekerja keras, tampan, dan senyumnya begitu cerah. Tetap aku ragu, bahwa kami jauh berbeda, sangat berbeda. Aku bingung. Ada apa ini?

"Lo, mau nggak terima Ve?"
"Ve?"
"Iya. Lo buat Ve? Lomara Zahra, untuk Vincent?"


Ve, aku pernah memimpikannya dan berangan memiliki senyum cerah itu. Tuhan, bahkan aku hanya berangan. Entahlah, mungkin Tuhan punya modus di balik angan dan doa-doaku yang terkabul. Tapi, aku penasaran, kenapa Tuhan mengabulkan angan doa-doa kecilku itu? Tuhan, ini terlalu rumit. Aku manusia, butuh alasan.


-Ku rasa semesta sedang berkonspirasi untuk mempermainkan aku dan kamu. Disatukan Sang Cinta, tapi dipisahkan Sang Pencipta yang berbeda nama- Fiersa



-for those bright smile and those warm body

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe