'Blusukan' Pernikahan Putri Raja [Part I]

Januari 18, 2014



Halo, ini awal cerita pengalaman saya blusukan inside The Royal Palace, menjadi bagian dari peristiwa budaya yang agung: Dhaup Ageng atau Royal Wedding alias pernikahan putri keempat Sultan HB X.



Sekitar awal bulan Oktober 2013 kami dipertemukan dalam meeting pertama kami bertempat di JDV.  Setelah sebelumnya hanya mengandalkan info via sms dari Mbak Lynda soal meeting ini, saya datang ke public space yang biasa untuk nongkrong sambil wifi-an itu. Bermodal nekat karena ingin cari pengalaman, aku meng-iya-kan tawaran dari Mbak Lynda untuk bergabung dalam tim ini sebulan sebelumnya. Sampai di JDV, jujur, kagum, wow..Jogja punya public-space sekeren ini. Ah, dasar aku-nya aja yang ndak gahul. Oke, aku duduk menunggu yang lain datang di sofa lobby. Aku lihat sesosok lelaki duduk di sisi pojok ruangan. Mungkin dia juga calon satu tim denganku, tapi aku ndak mau sok tahu, jadi ndak aku sapa. Haha.

Kulirik halaman luar JDV dari kaca ruang lobby. Eh, Praend ikut juga? Sepertinya iya, karena yaa hubungan relasiku cuma sebatas Kaca-Padakacarma saja jadi bakalan ketemunya ya orang itu-itu saja -_-

Dadah-dadah ke Praend dari dalam. Di belakang Praend ternyata sudah ada kepala tim kami, Mbak Sarah. Well, saya sudah lama kenal sama Mbak Sarah *dih, sok kenal*, tapi hanya sebatas kenal saja. Kami ndak banyak ngobrol, meskipun dia satu divisi sama saya di Padakacarma. Divisi abal-abal sih, karena memang sangat jarang berkumpul dan menjalankan program kerja dengan sewajarnya. Saya merasa ada suatu kesenjangan dengan Mbak Sarah, mungkin karena kami memang ndak pernah ngobrol aja kali ya. Oke Mbak Sarah, mulai saat ini kita harus ada chemistry. Hahah

Kami bertiga pun masuk ke dalam ruangan utama setelah mengisi beberapa data dan meninggalkan ID di petugas lobby. Kece nih tempatnya, nyaman untuk meeting kecil-kecilan, mengerjakan tugas, atau sekedar nongkrong. Kami pun duduk di meja bundar di ujung ruangan. Lalu, benar kataku, lelaki yang duduk di pojok lobby tadi satu tim dengan kami, dia masuk dan bergabung di meja kami. Dia memperkenalkan dirinya, Farid. Si Farid ini temannya Mbak Lynda di sebuah lembaga pers mahasiswa di universitas saya, ya karena Farid, Mbak Lynda, dan saya satu universitas.

Kemudian datanglah Desti. Si Desti ini juga satu komplotan sama saya, Mbak Lynda, Prance, dan Mbak sarah di Kaca-Padakacarma. Tinggal Mbak Lynda yang belum hadir. Sambil menunggu Mbak Lynda, rapat pun dimulai. Masing-masing kami dapat copy-an ‘kitab’ lampah-lampah, semacam rundown yang sangat detail dari Mbak Sarah. Kitab itu jadi bahan PR buat kami pelajari. Langsung pembagian tugas berdasar rundown sementara. Sementara, saya kebagian liputan acara pasang tarub, panggih, dan tari-tarian saat resepsi.

Mbak Sarah menyuruh kami membuat resume dari kurang lebih 40 halaman lampah-lampahyang berlogo official Kraton Yogyakarta itu. Tentu dengan deadlinepengerjaan. Semua sudah dapat tugas masing-masing. Sudah disampaikan juga beberapa agenda penting seperti sugengan, site visit, gladi kotor, dan lain lain.

Di tengah rapat, kami say hi dengan Mas Saga. Say hi sambil lalu saja sih, karena dia sedang terburu-buru. Awalnya saya ndak tahu siapa Mas Saga itu, ternyata dia yang ngurusi website juga. Ada satu orang lagi yang akan jadi satu tim dengan kami, tapi saya belum tahu siapa. Di segmen selanjutnya akan diperkenalkan. Tunggu saja ya~

Mulai hari itu (saya lupa tanggal berapa), dibentuklah grup whatsapp yang cukup kece kedengarannya: Penulis Kraton Wedding dan ada satu lagi namanya Kraton Gossip..mhuehehe. Mulai hari itu juga kami resmi menjadi satu kesatuan tim website yang akan bekerja sama sampai beberapa minggu kedepan. Hope we can make it together!


You Might Also Like

0 komentar

Subscribe