Tercontreng 2020

Januari 20, 2021

Saya bingung bagaimana mengawali menulis tentang 2020. Tapi setelah saya pikir, saya akan mengambil sisi baik, hikmah, dan hal-hal yang bisa saya syukuri karena saya bisa melalui 2020 dengan ‘selamat’.

Jadi, mari kita tulis apa saja hal baik yang mungkin suatu saat bisa saya kenang, ambil pelajaran, atau bahkan ditertawakan di masa depan.






Ardhito Pramono

Mohon maaf ya jika nama itu yang tertulis duluan dalam rangkuman tahun 2020 versi saya. Seperti yang sudah saya tulis di tulisan sebelumnya, karya saya mendapat apresiasi dari Ardhito Pramono. Sesederhana di-repost di Instagram stories-nya aja saya udah seneng banget. Thank you, Ardhito! You realy made my early day in 2020.

Membuat pop up frame (lagi)

Masih ada juga ternyata yang iseng nanya ke saya apakah masih membuat pop up frame. Orang tersebut adalah adik ipar saya sendiri. Hahaha. Dia minta dibuatkan dua buah mini pop up frame untuk hadiah wisuda kedua temannya. Dan jadilah dua buah pop up dengan desain sederhana. Terima kasih, Hanun!

Liputan awal isu covid-19

Waktu itu masih Februari dan isu virus baru itu sudah mulai menggaung ke mana-mana. Saat itu saya diminta untuk liputan, mengklarifikasi sekaligus menanyakan kesiapan rumah sakit terbesar di kota saya menghadapi virus itu. Saya yang saat itu sebenarnya berada di desk ekonomi-bisnis jadi turun ke isu kesehatan karena enggak ada orang yang bisa datang ke rumah sakit itu untuk jumpa pers aja sih. Iya, saya nambal doang.

Saya yang cukup antusias dengan isu tersebut pun terpacu semangatnya buat menuliskan informasi yang saya dapat dengan sebaik mungkin. Seingat saya, dari hasil jumpa pers itu saya bisa bikin empat tulisan. Dan bonusnya, tulisan saya masuk headline halaman pertama. Iya, setelah lama enggak tembus headline akhirnyaa~

Pindah desk traveling

Ini nih, saya kebagian rejeki untuk pindah desk lagi. Mungkin kali keenam dalam kurun waktu tiga tahun. Di desk baru ini saya lebih santai liputannya. Seharusnya. Betul, seharusnya santai karena liputannya jalan-jalan dan makan-makan. Tapi perpindahan posisi saya ini pas banget setelah kasus covid-19 pertama masuk ke Indonesia. Terus saya ngapain dong? Akhirnya hanya membuat konten-konten sederhana saja dan tidak bepergian jauh-jauh untuk liputan.

Work from home

Ini jadi hal yang saya syukuri juga. Karena saya anak rumahan, jadi seneng aja disuruh kerja di rumah. Ya ngisi konten-konten itu tadi kerjaannya.

Depression and anxiety disorder

Saya senyam-senyum aja saat menuliskan pengalaman yang ini. Saya sudah menduga sejak lama kalau saya ada sesuatu di kondisi mental saya. Sebelumnya juga saya pernah ke psikolog tapi masih belum terjelaskan apa yang saya alami. Akhirnya ada kejadian yang membuat saya harus menemui psikiater. Saat itu saya sering lelah tanpa sebab, sering menangis tanpa sebab, bahkan saya bangun pun sulit. Jadi saya memutuskan berkonsultasi dengan psikiater. Diagnosa yang keluar ya dua kata di atas itu.

Terus saya gimana sekarang? Saya baik-baik saja sekarang. Sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Saya normal, enggak gila, enggaakk. Perkara label/judgement apa pun yang kamu sematkan ke saya silakan, saya tida peduli hihihi. Ngobrol dulu langsung sini sama saya hehe.

Saya sudah jauh lebih baik daripada saat saya terjebak gejala-gejala yang menyiksa itu. Kalau ditanya sebabnya, saya enggak bisa jawab, karena psikiater saya pun belum bisa jawab juga. Jadi intinya pemulihan berjalan sedikit demi sedikit. Dikuliti pelan-pelan sampai ketemu core-nya apa. Juga, saya rajin konseling ke psikolog seminggu sekali atau dua minggu sekali.

Saya bersyukur menemukan solusi untuk ini. Saya bersyukur saya tidak berpura-pura baik-baik saja. Jadi, jangan ragu konsultasi ke profesional kalau kamu merasa tidak baik-baik saja, ya. Mental health matters.

Lebih dekat dengan keluarga dan teman

Ini jelas sih. Karena kondisi fisik dan psikis sedang di titik terbawah, penolong yang siaga ya cuma keluarga. Saya jadi lebih sering berkomunikasi dengan bapak, kakak, dan adik saya. Bahkan nenek, om, bulik saya juga membantu saya di fase sulit ini. selain itu tentu juga ada teman-teman saya yang begitu perhatian menanyakan kabar saya hampir setiap hari, mendengarkan sambatan saya yang begitu susah untuk dibendung saat itu. Terima kasih semuanya!

Meditasi dan yoga

Dua hal baru ini juga berperan dalam membantu saya bangkit dari depresi. Saya jadi punya rutinitas melakukan keduanya setiap hari. Dan itu sangat membantu menyeimbangkan emosi dan pikiran. Saya juga jadi lebih happy karena punya rutinitas yang menyehatkan. Di titik ini saya semakin menyadari kesehatan fisik sangat dipengaruhi oleh kesehatan mental dan sebaliknya. Jadi memang keduanya harus seimbang. Untung deh saya nemu cara ini sebagai sarana menuju sembuh jiwa dan raga. Lagi-lagi saya bersyukur.

Morning person

Karena ada rutinitas itu, saya kembali menjadi manusia pagi, manusia normal biasanya. Saya sempat mengalami sulit tidur di awal hingga pertengahan 2020. Sampai segala essential oil, balm, apapun saya coba biar saya bisa tidur, tetep nggak mempan. Akhirnya fase sulit tidur berlalu setelah berjuang dengan niat dan tekad memperbaiki pola hidup yang sehat.

Self love

Adanya peristiwa besar yang terjadi di diri saya yang menggerogoti psikis dan fisik ini menyadarkan saya untuk lebih mencintai diri sendiri. Tepatnya mengenal diri sendiri. Menengok ke belakang, saya akui saya enggak ngerti mau saya apa, apa yang saya perlu dan tidak bagi tubuh dan diri saya secara keseluruhan jiwa maupun raga. Jarang olahraga, makan sembarangan, tidur enggak teratur, kebiasaan itu lah yang membuat raga dan jiwa saya ambyar. Bersyukur saya seperti ditarik untuk menyadari semua itu. Untuk mulai mencintai, menerima, menghargai diri sendiri. Karena sebelum saya bisa membagikan cinta kepada orang lain, gelas saya harus penuh dulu, baru bisa ‘menuangkan’ cinta ke sekitar, bahkan mungkin kamu. Ciadow.

Rajin ibadah dan berdoa

Ini sepaket sih sama poin di atas. Selain jasmani, rohani kita juga perlu asupan gizi. Salah satunya dengan berdoa dan meditasi juga. Tuhan seperti sedang sayang-sayangnya sama saya, sampai diajakin bercanda yang bercandaannya serasa dicubit ginjalnya hahaha. Itu saya nyontek kata teman saya. Jadi semoga saya bisa istiqomah untuk selalu hadir di hadapan Tuhan setiap harinya. Tanpa uluruan tangan Tuhan mungkin saya udah jadi bubur sumsum. Hamdalah.

Masih punya kerjaan

Jelas! Saya udah ketar-ketir kalau dirumahkan gara-gara pandemi. Apalagi desk yang saya ampu itu penting nggak penting. Ada syukur, nggak ada ya nggak masalah. Desk sunnah lah ya. Hahahaha. Oh dan kesempatan untuk jeda sejenak dari pekerjaan untuk masa pemulihan juga saya syukuri. Terima kasih kesempatannya, tor (kantor).

Menyelesaikan tantangan 31 hari Pishi Yoga




Boleh dong saya bangga dengan ini. Kalau dulu-dulu saya suka ikut tantangan inktober, menggambar 31 hari full. Desember 2020 kemarin sebulan full saya melakukan berbagai tantangan mulai dari yoga, meditasi, makan sehat, detox media sosial, dan lain sebagainya. Full sebulan saya lakukan. Jelas, tidak bisa diragukan lagi komitmen saya terhadap sesuatu jika saya sudah yakin 100% bisa melampauinya. Bahkan saking niatnya, saya bikin jurnal bergambar di Instagram saya @amenggambar sebagai bukti komitmen saya pada tantangan yang diberikan setiap harinya. Dan tantangan ini juga mengubah kebiasaan diri saya untuk menjaga pola hidup sehat.

Film animasi pendek


Potongan scene film animasi yang kami buat


Ini dia. Komitmen iseng yang sebenarnya muncul dari perasaan gabut antara saya dan Diana, kawan saya. Kami iseng mendaftar lomba festival film yang digelar Badan Bahasa Kemendikbud. Saya yang buta film apalagi film animasi pun nekat mengiyakan ajakan Diana. Perlu proses panjang dalam pembuatannya, serasa hampir setengah tahun sendiri mulai dari pitching bible sampai finishing. Karena iseng tapi agak serius, kami tidak berekspektasi dapat hasil yang gemilang.

Tapi ternyata nasib membawa kami masuk 10 besar, kemudian kami akhirnya dinyatakan sebagai juara kelima di festival ini. Bersyukur sekali karena bagi saya sendiri ini seperti impian yang jadi kenyataan. Saya punya mimpi bikin film animasi kartun, karena saya juga penggemar film animasi. Senang yang tak terhingga.

Artwork cover album Bemandry




Menuju akhir tahun, saya dapat rejeki untuk membuat ilustrasi cover album pertama musikus Bemandry. Saya menerima kesempatan ini karena sejatinya saya senang menginterpretasikan karya seni yang berwujud musik. Jadi saya iyakan tawaran Bemandry untuk membuat ilustrasinya. Senang sekali waktu albumnya rilis. Ilustrasi saya bisa nongol di thumbnail berbagai platform musik. Hahaha. Norak.

Artwork cover album ketiga Langit Sore




Kejutan lainnya datang. Setelah menggarap ilustrasi untuk album pertama Bemandry, saya diminta tolong Langit Sore untuk jobdesk yang sama. Aduh deg-degan saya. Tapi saya senang dan antusias menggarap ilustrasi ini. Apalagi saat diizinkan mendengarkan lagu-lagu di album ketiga mereka lebih dulu. Love is in the air~ <3 hahaha. Saking sukanya, saya sampai hafal duluan lirik-lirik di beberapa lagu dalam album mereka. Hahaha. Dan somehow menggarap ilustrasi ini saya merasa menjadi sebuah tanda awal yang baik untuk sesuatu baik yang akan hadir nantinya. Semoga!


Oh wow, ini rangkuman satu tahun terpanjang yang pernah saya tulis untuk blog ini sepertinya. Sebenarnya ada beberapa poin yang juga saya syukuri, tapi saya tidak menuliskannya di sini. Langsung tanya ke saya aja kalau penasaran, japri aja! Hahaha.

Sampai jumpa di tahun-tahun berikutnya (kalau sempat nulis)!

You Might Also Like

1 komentar

Subscribe