Voucher Tuhan
Juni 29, 2015
Mulai
hari ini, adik saya punya kamar sendiri. Selamat. Sebelumnya? Dia kasihan,
nggak punya kamar. Tidurnya pakai kasur lipat digelar di lantai kamar
bapak-ibuk saya atau tidur di depan televisi. Saya sering menyebut dia gembel
atau pengungsi karena dia suka numpang sana-sini untuk sekedar rebahan.
Hari
ini satu pemilik kamar di rumah pergi merantau. Kakak saya. Banyak hal yang
sebenarnya saya khawatirkan, keluhkan, dan prasangkakan soal itu. Tapi ya
sudahlah, toh dia tidak pergi terlalu jauh. Masih berada di pulau yang sama. Kami
masih bisa saling terhubung. Man, teknologi
sudah canggih.
Maka
dari itu, saya turut berbahagia dan bersyukur karena kedua saudara laki-laki
saya sama-sama baru saja mendapat apa yang mereka cita-citakan. Selain dapat
kamar, adik saya juga baru saja diterima di sekolah menengah kejuruan penerbangan
idamannya. Selamat brada~ selamat~
Untuk
kakak saya, selamat juga~ akhirnya kamu nggak jobless. Yeah. Sukses di sana brada!
Kemudian
saya menengok diri saya sendiri. Tentu saya ‘gatal’ ingin segera mencapai apa
yang diimpikan. Paling tidak impian jangka pendek. Saya masih berharap dapat
keberkahan bulan ramadhan seperti kedua saudara laki-laki saya.
Masih
ada waktu untuk doa-doa dikabulkan secepat kilat. Mari sama-sama berupaya dan
memanfaatkan ‘voucher’ dari Tuhan. Mari bantu saya ‘mengeroyok’ Tuhan dengan
doa-doa baik. Karena kita tidak pernah
tahu doa siapa yang dikabulkan duluan, bukan?
0 komentar