Ngapain?

Juni 26, 2015



Apa yang akan kamu lakukan ketika menjadi seorang guru?



Kalimat caption foto di Instagram milik teman saya. Seketika saya tertohok. Rasanya pertanyaan itu seperti ditujukan pada saya. Dan saya tidak punya jawabannya. Eh ada nding, ketika saya jadi seorang guru, saya akan
menulis rapot. Iya, sebelum saya menulis posting ini, saya nulis rapot. Membantu pekerjaan ibu saya tentunya. Hehe.

Saya tertarik untuk menemukan jawaban sebenarnya untuk pertanyaan itu. Mau apa kalau jadi guru? Meskipun basic studi saya adalah pendidikan, dipersiapkan untuk jadi pendidik, saya masih kurang sreg untuk menggeluti profesi yang satu itu. Bagaimanapun, mari kita cari jawabannya.

Jadi guru, seperti yang selalu terlihat, ngapain? Menyampaikan materi, memberi tugas, memberi nilai.

Kalau yang saya lihat, berhubung mengenyam ilmu pendidikan, guru akan melakukan hal-hal teknis terkait sistem. Menyusun RPP, menentukan metode, membuat media, menentukan sumber belajar, membuat evaluasi, memenuhi jam mengajar, membuat laporan ini-itu, dan kewajiban lainnya. Itu tanggungjawab terkait sistem.

Selain itu guru akan terlibat di tanggungjawab yang tak kasat mata: budi pekerti. Orang tua akan menyalahkan guru dan sekolah ketika anaknya berkelakuan tidak wajar di sekolah, padahal kalau di rumah si anak baik-baik saja. Meski tidak semua orang tua demikian, tapi yang sering muncul ke permukaan adalah hal seperti itu.

Saya rasa tanggungjawab budi pekerti ini berkali lipat tanggungannya di atas tanggungjawab sitem tadi. Saya merasa beruntung merasakan masa kecil dididik oleh guru-guru yang begitu mengagumkan. Nggak tahu ya, saya ingatnya saya dulu belajar di sekolah tuh bahagia-bahagia aja. 

Guru-gurunya hobi ngelawak, ngajari nggambar, ngajari bikin kerajinan tangan, memasak, membuat majalah dinding, menari, bermain kolintang. Diajarinya yang hore-hore. Bahkan ketika belajar mengoperasikan komputer sampai komputernya ngebul berasap bau gosong pun saya tetap aja seneng. Cen dasare cah ra dongan wae sih. Hahaha.


Izinkan saya berkisah:

Dulu, kami sampai menghafal tanggal kelahiran bapak guru kami. Untuk apa? Kami merencanakan pesta kejutan ulang tahun untuk bapak guru kami yang lucu. Selama hampir dua bulan seluruh siswa kelas menyisihkan uang sakunya barang tiga ratus rupiah untuk dibelikan kue dan hiasan ulang tahun. Mendekati hari yang dinanti, kami mendapat hasil yang lebih dari cukup untuk sekedar dibelikan kue dan hiasan. Kami membelikan bapak guru kemeja baru. Kami bahkan sempat mengepel lantai kelas, mengelap kaca jendela kelas, almari, papan tulis. Mengganti taplak meja dan memasang vas bunga baru.

Pada hari yang dinanti, kami bahkan meminta bapak-ibu guru lain untuk merahasiakan bahwa kelas sudah dihias dan akan ada pesta kejutan. Kami deg-degan luar biasa. Akankah bapak guru marah? Akankah berhasil?

Bapak guru memasuki kelas dan kami semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil bertepuk tangan. Bahagia. Apa yang terjadi selanjutnya? Bapak guru tidak jadi masuk kelas. Kemana? Kenapa? Apa kami melakukan kesalahan? Entahlah. Bapak guru kembali lagi tidak lama kemudian. Membawa dua kantong besar es lilin rasa jambu dan jajanan lainnya. Kebahagiaan kami bersambut.



Hap! Kembali. Dari ingatan masa kecil saya di sekolah dasar itu, saya seperti diajarkan untuk selalu menggambar lingkaran kebaikan dan kebahagiaan. Saya mah enggak ingat materi PPKn jaman SD macam tenggang rasa, berhemat, dll. Lah itu ingat? Haha. Maksudnya, teori dari mata pelajaran itu akan kalah dengan pengalaman yang dirasakan dan dialami, bukan? Bapak guru memberi kami ilmu dengan caranya yang lucu, dibalas pesta ulang tahun oleh kami anak-anaknya yang lugu, dibalas kembali dengan es lilin rasa jambu. Dan saya rasa kebahagiaan dan kebaikan lain timbul dari es lilin rasa jambu yang kami sesap masing-masing satu.




Jadi, apa yang akan kamu lakukan ketika menjadi seorang guru?



Membelikan murid-murid saya es lilin rasa jambu :))

You Might Also Like

5 komentar

  1. Mau dong dibeliin es lilin rasa jambu~~

    BalasHapus
  2. Mau dong diguruin mbak ameng :D

    BalasHapus
  3. Mau dong diguruin mbak ameng :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti tak kasih es lilin rasa jambu, tapi luce kasih aku pie susu. Kita barter :3

      Hapus

Subscribe