Ngeden

Juli 04, 2014

Bangun,
Sebab pagi terlalu berharga
Tuk kita lewati
Dengan tertidur

Bangun,
Sebab hari terlalu berharga
Tuk kita lalui dengan
Bersungut-sungut

Bangun,
Sebab hidup teramat berharga
Dan kita jalani
Jangan menyerah

Berjalan lebih jauh
Menyelam lebih dalam
Jelajah semua warna
Bersama, bersama



Lagu milik Banda Neira yang sengaja saya putar untuk menemani menulis posting ini. sekaligus juga untuk memompa semangat untuk tidak bermalas-malasan.

Iya, musuh terbesar saya selama ini adalah rasa malas. Malas karena berada di zona yang terlampau nyaman. Tinggal di rumah bersama orang tua, makan tercukupi, segalanya tercukupi. Hidup tentram, aman, damai, less drama. Mungkin karena itulah saya pun merasa tidak ada yang perlu diubah dari hidup saya. Apapun saya terima. Segalanya saya jalani dengan enak. Tapi lama kelamaan menjadi seenaknya. Tanpa ada target, tanpa ada tujuan, tanpa ada tekanan.

Hingga pada suatu ketika saya menemukan diri sendiri yang merasa kesulitan untuk mencapai sesuatu. Saya tidak begitu terbiasa bekerja keras. Seenaknya itu tadi. Alon-alon waton kelakon. Jadilah saya merasa berat dalam melakukan atau mencapai hal-hal tertentu.



Beberapa orang memang dilahirkan untuk bisa mendapatkan apa saja dan dengan berbagai macam bakat yang mengundang perhatian. Tapi beberapa orang, mau nggak mau harus berusaha ngeden sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.


Saat ini mungkin saya berada pada fase ngeden sekuat tenaga seperti kata Mbak Sarah. Ngeden melawan rasa malas yang sudah seperti penyakit sembelit. Berat sekali rasanya. Banyak hal yang harus diubah. Banyak hal yang menuntut perubahan.

Ah, bicara masalah ngeden, bukannya ngeden itu dipaksakan ya? Iya! Itu berarti memang harus memaksakan.

Analoginya jorok ya? Biarin ih.


You Might Also Like

0 komentar

Subscribe