Ke Sinyo

Agustus 06, 2014



Teruntuk Sinyo,

Apa kabar, Nyo? Masih impulsif kah? Haha. Mungkin Sinyo sudah tidak ingat tentang keimpulsifan Sinyo. Tapi aku? Seperti kata orang jaman sekarang tentang mega-giga-peristiwa masa lampau: menolak lupa. Tentu aku tidak akan lupa. Aku pun menolak lupa.

Bagaimana mau lupa?
Keimpulsifan Sinyo itu terlalu seperti gula-gula kapas. Saking candunya, jadi menyisakan lobang di gigi. Itu kadang membuat sakit, Nyo. Sampai lupa juga kalau ada temuan bernama pasta gigi dan sikat gigi, Nyo. Haha.

Nyo, aku tidak tahu apa dan bagaimana kehidupanmu sekarang. Sinyo bahkan tak membalas surat-surat dariku. Apa Sinyo jadi mandor kebun tebu? Apa Sinyo sedang menulis berita, iklan, atau ilmu dan pengalaman Sinyo yang begitu kaya itu?

Kudengar Sinyo kini sangat mahsyur. Lebih mahsyur dari ketika Sinyo bertanya siapa aku kala itu.

Nyo, aku suka mengingatmu. Merasakanmu kembali. Meskipun jauh dan tidak bertemu. Bahkan kadang aku memaksakanmu untuk hadir di ingatanku, Nyo. Rasanya tidak ada yang lain yang mampu kuputar ulang di ingatan selain kau, Nyo.

Memutar kembali ingatan ketika kau mengajakku ke atas bukit malam hari itu, Nyo. Di atas bukit melihat bintang sedangkan kau bernyanyi merdu. Atau ketika kau sedang sangat bersemangat, Nyo, kau bercerita banyak hal. Tentang kawan-kawanmu itu Nyo, tentang penyihir-penyihir, tentang apapun.

Aku sekarang? Aku bukan apa-apa, Nyo. Dibandingkan denganmu. Aku hanya anak Simbok yang tinggal di tepi alas itu, Nyo.

Seperti bintang itu, dulu aku ingin meraihmu, Nyo. Dulu kupikir kau bintang jatuh, Nyo. Ternyata bukan. Hanya meteor lewat. Hanya sempat dilihat. Apalagi sekarang, Nyo. Ibarat matahari kau, Nyo. Panas. Silau. Tapi baguslah Nyo, kau jadi matahari. Memberi sinar.

Aku Nyo? Aku tidak mengumpamakan diriku bulan. Hina aku, Nyo. Tak perlu diumpamakan dengan apapun.

Aku pamit, Nyo. Aku mau pergi. Mencari matahari lain. Sukur jika nanti suatu ketika bisa bertemu lagi denganmu, Nyo. Kalau Gusti menghendaki.



Salam
Dhenok

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe