Witing Tresna Jalaran Saka Utung

Agustus 07, 2014



Utungku sayangku,


Tung, dulu aku enggak ada niat untuk pelihara kamu. Emang pernah berhasil pelihara hewan? Itu yang aku takutkan, Tung. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk membawamu pulang. Sulit, Tung. Kamu masih rewel dan perlu penyesuaian. Ribet, Tung. Bagaimana membiasakan kamu untuk pup dan pipis di tempat yang tepat. Bagaimana memberimu makan dan minum secara teratur.



Lama-lama Tung, kamu pun terbiasa. Aku juga. Terbiasa ada kamu. Lucu ih kamu. Bisa diajak bicara. Suka nyaut dengan suara enggak jelas. Serasa punya pacar. Untung kamu lakik, Tung. Hehe

Tung, punya kamu itu seperti punya pacar baru. Setiap orang yang aku temui, rasanya pengen aku ceritain tentang kamu, Tung. Tanya sana-sini gimana cara mandiin kamu, gimana cara ngerawat kamu kalo sakit. Semuanya demi kamu, Tung.

Tung, dari kamu aku jadi tahu apa rasa sayang itu. Waktu kamu pergi dari rumah, Tung, sakitnya tuh di sini *nunjuk ati*. Serius. Nyesek. Mungkin itu rasanya kehilangan, putus cinta, atau apalah itu yang sering orang lain rasakan.

Tung, aku takut sesuatu buruk menimpamu. Semoga jangan. Aku suka khawatir kalau kamu naik genteng rumah tetangga dan kamu enggak bisa turun. Aku takut kamu dicakar-cakar kucing tetangga yang brutal itu lagi. Aku enggak mau lihat kamu luka dan cuma bisa anteng bobok di kasur berhari-hari.

Tung, aku rela enggak punya pacar asal kamu tetep jadi kesayanganku. Walaupun kadang kamu nakal, tapi aku sayang kamu, Tung. Walaupun kamu suka gigit-gigit dan suka ngobrak-abrik isi rumah, kamu tetep aku sayang, Tung.

Tung, dari kamu aku paham bahwa witing tresna jalaran saka kulina itu benar adanya. Aku tidak jatuh hati padamu pada pandangan pertama, Tung. Kamu bandel tapi kamu rajin jadi alarm bangun pagiku. Kamu elek, tapi kamu sopan sama orang asing. Kamu buluk, tapi kamu lucu.

Utung, kamu peliharaan idolaku. Jangan kabur, jangan sakit, dan jangan cepet mati ya.


Sayang Utung saklawase.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe