(c)antik

Juni 06, 2014

Kemarin Kenia membahas soal cantik dipandang dari sudut media. Sore tadi saya diawe-awe oleh salah satu buku karangan dosen saya. Judulnya cukup ngawe-awe: Seksologi Jawa. Enggak, saya enggak akan membahas tentang gitu-gituan. Ada kutipan dari buku tersebut yang berkaitan dengan tema cantik.

Seperti yang dikutip dosen saya pada bukunya, ada kutipan Babad Demak pupuh XVI, Mijil, bait 8-15, tertulis deskripsi Dewi Nawangsih yang cantik luar biasa. Seperti apa sih cantik menurut leluhur orang Jawa? Enggak ada salahnya nih dibaca bait-bait tembang Mijil ini, sambil buka pepak basa Jawa nya, atau kamus bahasa Jawa nya :p (diskip juga boleh kok..boleh).


yen cinandra warnanya sang dewi
wedana mencorong
kadya emas sinangling sorote
melok-melok lir candra ndhadhari
pada meded trincing
pengadegnya runtut

driji nglayung nglungit amucuk ri
srenteg sedhet sengoh
mung samadya sang retna pambege
esmu ruruh gandhang sebda manis
mrak ati ngembahi
solah bawa sang rum

tinon kadya kang cithakan rukmi
siningi mencorot
nawon kemit sang sang retna madyane
kang alagya gumana respati
wiraganya manis
luwes solahnyalus

lathi dammar lir rengating manggis
menger-menger tinom
micis wutah sang dyah sesinome
pengarasan anduren sajuring
grananira ngrungih
pindha mas binubut

jangga nglunging gadhung ngrespateni
tubu yen kinaot
pamidhangan nraju mas isthane
asta lurus anggandewa gadhing
tindaknya sang dewi
nyima luwih mungguh

Netra kocak ngebarlean nglindri
sinlan banyu ijo
ting karencang mungging pangrasane
renyep-renyep liring masopati
cahya sorot dumling
samotya ngenguwung

kang larapan anyela cendhani
imbanya dyah karo
nanggal ping tri idepnya tumengeng
rema memak ngandhan-andhan wilis
muyek ngrespateni
tan kena winuwus


Gilak. Panjang sekali yah. Sepanjang itu untuk mendeskripsikan kencantikan seorang wanita. Mau tahu parafrase bait-bait tembang tadi? Saya parafrasekan sendiri ditambah dengan parafrase Pak Suwardi (yang nulis buku) ya:


Jika digambarkan cantiknya Sang Dewi, pandangan mata sayup seperti mutiara atau seumpama bulan purnama. Wajahnya bersinar seperti sorot emas. Tubuhnya langsing dengan postur serasi. Jari tangan runcing bak pucuk duri. Tubuh sedang padat berisi. Senyum memikat. Pinggul seperti lebah menggantung. Bibir mungil, merah bak rengat buah manggis. Rambut sinom halus. Pipi bagai durian sajuring. Hidung mancung bak emas yang dibubut. Leher jenjang bak pucuk gadung. Bahu bagai timbangan emas. Tangan lurus bagai busur gading. Mata bulat seperti berlian. Dahi bagaikan kulit cendana. Kedua alis bagai bulan tanggal ketiga. Bulu mata lentik. Rambut hitam bergelombang sangat indah.



Begitulah kurang lebih leluhur orang Jawa menggambarkan sosok wanita secara fisik. Bagaimana? Enggak beda jauh dengan wujud embak-embak bintang iklan sampo atau kosmetik lainnya kan penggambarannya?

Saya jadi menduga-duga banyak hal. Salah satunya, stereotip cantik itu sudah tertanam sejak moyang kita dulu dan tidak berubah. Relief candi dan arca yang menggambarkan sosok seorang dewi, which is seorang dewi itu dianggap sosok sempurna fisik maupun non-fisik, kurang lebih juga dideskripsikan sama seperti tembang di atas dalam wujud visual.

Itu cantik secara fisik ya. Kalau mau benar-benar seperti dewi, maka harus satu paket. Seorang dewi selain mempesona secara fisik, biasanya mempesona secara sifat dan perilaku. Mana ada dewi jahat. Gitu kan sederhananya.

Tapi sedikit orang yang memahami bahwa cantik itu enggak hanya dari fisik saja. Namanya juga manusia, gampangnya aja deh gimana. Seperti yang banyak orang katakan, jangan menilai buku dari cover nya saja. Tetep enggak bisa kak~ Saya pribadi kalau lihat sampul buku yang unyu-unyu gitu pasti tertarik kok. Menarik buat dipegang dan dibaca sinopsis belakangnya lah paling enggak.

Dari para moyang saja sudah terbentuk begitu, apalagi jaman sekarang. Jadi kalau media begitu ya sudah, enggak apa, dari dulu juga sudah begitu. Cantik atau (c)antik?



Pinjam kata-kata Fiersa ah: cantik itu relatif,  kamera 360 itu alternatif :)

You Might Also Like

2 komentar

  1. Kalo Dewi kan mereka cantik karena ada inner beauty yg juga diolah.. Seimbang, baik fisik maupun jiwa, jiwanya pun seimbang enggak baik semua jelek semua. Itu yang kurang diperbaiki sepertinya :) seimbang..

    BalasHapus

Subscribe