(meng)Usaha(kan) (mu)

Juni 03, 2014

Saya teringat tweet Pidi Baiq yang berbunyi seperti ini

“Jodoh itu ditentukan oleh Allah, tapi bukan orangnya, melainkan mekanismenya bahwa dia adalah yang kau dapat melalui berbagai usaha yang sesuai kapasitas :)”

Apa ini tiba-tiba ngomongin jodoh? Tunggu dulu. Coba fokusnya agak digeser sedikit, agak kebawah, yak! Kanan sedikit, nah!

Usaha. Jodoh juga didapat dengan usaha, teman. Saya percaya bahwa enggak ada orang yang tiba-tiba ketiban jodoh. Sekecil apapun, pasti ada usahanya. Sama halnya dengan ketika kita ingin mendapat sesuatu, pasti ada usaha walaupun kecil. Misal ingin punya ponsel baru, tapi enggak punya uang. Sak pait-paite usahane melu undian berhadiah, kuis, atau apapun yang memanfaatkan peruntungan. Usahanya kecil memang, tapi dengan mengambil keputusan ikut undian, Tuhan sudah menghitung itu sebagai usaha.

Manusia hidup itu enggak lepas dari usaha. Bayi belajar jalan pakai usaha merangkak dulu, sampai mau eek aja harus usaha ngeden dulu, ya kan? Jadi saya setuju bahwa memang jodoh itu melalui usaha. Enggak hanya dari satu pihak saja. Enggak akan jadi kalau hanya salah satu saja yang berusaha sedangkan satunya diam saja. Ada konsep bahwa perempuan itu baiknya enggak usah lah cari-cari, nunggu aja. Perempuan itu dipilih, bukan memilih. Sedih itu mah, nanti kalau nunggu terus, lama-lama beneran dipilih…dipilih(in) sama orang tua alias dijodohkeun.

Saya selalu tidak berpikir untuk berusaha atau mengusahakan siapapun untuk jadi jodoh saya. Memang berlawanan sih dengan pernyataan saya tadi bahwa saya setuju kalau segala sesuatu didapat dengan usaha. Dalam hal lain pun saya juga minim usaha. Saya enggak mau repot-repot usaha bangun pagi untuk ketemu dosen pembimbing. Saya lebih suka bangun siang dan ketemu dosen mepet waktu jam kerja mau bubaran (yang penting ketemu :p). Tidak banyak usaha yang saya lakukan dalam mencapai sesuatu yang benar-benar saya inginkan. Memang sih, saya juga tidak begitu yakin dengan apa yang saya inginkan.

Usaha yang paling berdarah-darah, kapan ya? *mikir dulu* Oh, ketika saya ingin bisa dapat nilai bagus di mata kuliah seni karawitan. Iya, itu saya ikut kursus setahun, dan hasilnya memang memuaskan. Saya enggak ingat usaha apa lagi yang sampai ngebet dan niat banget melakukannya untuk mencapai sesuatu. Saya masuk universitas saja tesnya ogah-ogahan, enggak punya niat yang sungguh-sungguh. Lalu Tuhan berbaik hati, saya masuk universitas dengan usaha yang minim.

Setelah merenung, saya mencoba untuk melakukan suatu usaha. Saya tentukan dulu apa yang benar-benar ingin saya capai. Ternyata, banyak juga yang ingin saya capai dan dapatkan. Salah satunya adalah mengusahakan ‘kamu’…iya ‘kamu’.

**

Mekanisme untuk mendapatkanmu kurasa butuh banyak pengorbanan yang berdarah-darah. Ah, bukan, bukan mendapatkanmu, paling tidak aku harus berhasil membuatmu ingin mendapatkanku. Adil kan? Aku berusaha, kamu juga berusaha (nantinya).
Seperti menyusun balok kayu untuk membangun rumah. Kurang lebih demikian jika digambarkan. Sekarang sih aku masih dalam tahap mencari kayu sebanyak yang aku bisa.

Tidak semua usaha itu menuai hasil yang memuaskan. Bahkan usaha terbaik pun bisa gagal. Maka, aku juga harus bersiap jika nantinya gagal. Siap berlari, maka harus siap tersandung dan jatuh. Klise yak. Biarin.
Tadi usahaku dianalogikan dengan mengumpulkan kayu untuk membangun rumah. Bisa jadi nanti bukan rumah yang akan kubangun jika kayu yang kukumpulkan tidak mencukupi. Harus ada alternatif lainnya. Mungkin memotong kayu-kayu tadi, lalu dibuat menjadi meja atau kursi? Bisa saja. Sebisa mungkin alternatif itu juga membawa manfaat, tidak sia-sia. Bukankah tidak ada usaha yang sia-sia?





Fiersa Besari - Kau

Kutitip rindu di sisi malam
Berharap esok pagi kau ambil di sudut langit
Merebah angan dalam warnamu
Tak ingin kulepaskan kenangan yang merantaiku
Berlarilah, aku akan mengejarmu
Sembunyilah, aku akan temukanmu
Membekulah, aku akan menunggumu luluh
Karena aku tahu kau yang pantas untuk hatiku



You Might Also Like

4 komentar

  1. akan lari jodoh dikejar... syudududu

    BalasHapus
    Balasan
    1. biar kayak film india, kejar-kejaran. romantis euy~ :3

      Hapus
  2. ilustrasinya lucu aneeeeet >.<

    BalasHapus
  3. Jodoh adalah konsep manusia, yang Tuhan liat adalah mekanisme usahanya.. Aduhduhduh~

    BalasHapus

Subscribe